Langsung ke konten utama

PAGE 60 BUS PULAU INDAH JAYA BALIKPAPAN – BANJARMASIN, TEMAN SETIA BAGI PERANTAU DI KALIMANTAN TIMUR


Seorang perantau kerap merasakan perjalanan darat atau udara. Perjalanan dari tempat rantaunya menuju rumah tempat lahir atau tempat orang yang dicintai tinggal, perjalanan menemui keluarga karena ingin melepas rindu. Di tahun 2016 masuk bekerja diterima di Banjarmasin. Sekitar 3 bulan kemudian melaksanakan tugas merantau ke Balikpapan, kurang lebih dua bulan kemudian ditugaskan di Samarinda. Tahun 2020 dipanggil kembali  untuk bertugas di Balikpapan sampai sekarang. Sebagai perantau, perjalanan pulang dari Balikpapan ke Banjarmasin sering dilakukan. Perjalanan dari Balikpapan ke Banjarmasin dapat ditempuh lewat udara selama sekitar 55 menit penerbangan. Sedangkan lewat darat juga dapat ditempuh menggunakan Bus selama 12 jam s.d 15 jam.

Saya dahulu sering pulang ke Banjarmasin menggunakan udara dan kembali ke Balikpapan lewat darat. Kini perubahan kondisi, saya lebih sering pulang ke Banjarmasin lewat darat dan kembali ke Balikpapan juga lewat darat. Dari Balikpapan ke Banjarmasin lewat darat dapat menggunakan Bus Pulau Indah Jaya. Kami sering menyebut bus ini dengan nama Bus Pulau, yang memiliki warna khas kuning.

Untuk menaiki bus Pulau Indah Jaya dari Balikpapan ke Banjarmasin dapat mendatangi Pool (terminalnya) di Jl. Soekarno Hatta, Batu Ampar, Kec. Balikpapan Kota.  Tiketnya dapat dibeli langsung di loket bus Pulau di situ. Atau membeli secara online pada aplikasi resminya www.pulauindahjaya.com harga untuk satu orang/tiket adalah Rp235.000,-. Waktu keberangkatan bus Pulau Indah Jaya adalah pukul:

·         13.30 Wita

·         17.00 Wita

·         18.00 Wita

·         18.30 Wita

·         20.00 Wita

Orang yang dihari itu masih bekerja, sebaiknya membeli tiket yang jam 17.00 atau yang jam 18.00 agar masih bisa menyelesaikan pekerjaannya. Dari Pool bus pulau indah, bus akan berangkat dan melewati penyeberangan fery Kariangau-Penajam. Untuk yang berangkat sore jam 17.00 jika ingin shalat asar maka shalatlah sebelum berangkat agar masih sempat shalat. Karena berangkat dari Pool sampai di fery biasanya hari sudah magrib.

Saat di fery, semua penumpang disuruh turun dari bus karena alasan keselamatan dan keamanan. Dalam fery ini penumpang bisa menikmati minuman kopi panas, teh panas, yang bisa didapatkan di kafetaria fery. Di fery saat masuk waktu magrib. Bila kapal sudah stabil arahnya, jika ingin mendirikan shalat magrib di fery, bisa dilakukan. Namun jangan lupa untuk membawa Kompas baik manual atau Kompas Hp. Karena wajib untuk menentukan arah kiblat sebelum shalat. Jika kita tak tau arah kiblat, dan hanya sekedar mengikuti posisi arah sajadah di dalam mushola fery, kita tidak tau arah sajadah itu di gelar saat kapal sedang menghadap kemana. Sedangkan kapal berpindah pindah posisinya. Saat menuju kariangau ke Penajam, atau dari enajam ke kariangau. Maka penting untuk melihat Kompas menenutkan arah kiblat sebelum shalat.

Saya pribadi jika sempat dan dapat mengerjakan shalat magrib di fery, dikerjakan di fery. Namun lebih sering di fery meniatkan jamak takhir untuk mengerjakan shalat magrib di waktu isya nanti ketika singgah di tempat makan.

Setelah turun dari fery maka bus akan melaju terus. Dan baru akan singgah di Labangka Barat. Di warung makan seberang gudang Bulog Labangka Barat. Waktu singgah di warung ini cukup lama, cukup untuk makan dan shalat. Shalat magrib dan isya jika tadi belum dikerjakan, bisa dikerjakan di tempat ini.

Setelah istirahat sekitar 30 menit di warung di Labangka Barat, bus akan melaju lagi dan akan singgah di terminal kuaro. Sebentar saja singgah di terminal kuaro. Di kuaro ini ada jagung rebus dan pentol. Yang mau nyemil bisa beli dua mkana ini.

Dari kuaro bus melaju lagi dan akan singgah istirahat di warung di wirang, daerah sebelum Tanjung. Disini ada menu makanan sate, bakso dan minuman panas. Di wirang istirahatnya cukup lama bisa untuk makan dan shalat. Jika belum isya di Labangka tadi, maka disinilah tempat dan kesempatan untuk mendirikan shalat isya.

Setelah wirang bus akan melaju dan singgah di terminal Tanjung, singgah lagi di terminal Kandangan. Perjalanan bus darat ini yang menjadi tantangannya adalah mencari waktu untuk bisa mendirikan shalat subuh. Supir bus dari bebrapa kali naik bus agaknya kurang memberikan kesempatan dan waktu khusus untuk penumpang mendirikan shalat subuh. Saran untuk manajemen bus pulau, supir dan kernet alangkah baiknya jika disempatkan dan disediakan waktu untuk penumpang mendirikan shalat subuh.

Pengalaman saya selama naik bus ada beberapa trik yang dapat diperhatikan dan digunakan selama dalam perjalanan. Pertama belilah air minum botolan, untuk bekal selama dalam perjalanan. Air mineral ini untuk minum agar kita tidak dehidrasi.

Untuk mengatur dan mengendalikan jadwal ke kamar kecil, minumlah hanya  sedikit air. Minumlah hanya jika merasa haus dan minum sedikit saja. Alhamdulillah selama naik bus bisa mengatur jadwal ke kamar kecil hanya jika di pool bus pulau, di fery, atau ketika singgah di labangka, atau ketika singgah di wirang.

Penumpang bisa turun dimana saja dalam perjalanan sesuai dengan pesanan penumpang. Bisa di terminal, dipinggir jalan atau di tempat lain jika akan dijemput oleh keluarga, tempat turunnya salkan masih dalam jalur perjalanan bus. Di daerah Martapura bus akan singgah-menurunkan penumpang di depan masjid Al Karomah Martapura, di Bundaran Banjarbaru, di depan Universatas Lambung Mangkurat, di depan POM Bensin Balitan dan tempat lainnya.

Untuk yang akan melanjutkan perjalanan ke arah Kalimantan Tengah, Kapuas, Palangkaraya, Sampit atau bagi yang belum tau jalan dan ingin mudah maka dapat turun di depan bandara. Di depan bandara ini ada travel jurusan ke Kalimantan Tengah. Tinggal bilang sama supir atau kernet bus mau ke Kalteng maka akan diarahkan ke sini.

Berikutnya bus akan singgah di terminal gambut dan tujuan akhirnya akan berhenti di terminal pal 6 Banajrmasin.

Pengalaman menarik selama naik bus Kaltim ke Kalsel atau sebaliknya. Pernah naik bus bareng keluarga. Dan saat tengah malam ketika sampai di daerah bukit rambutan bus mengalami over heat. Jadi penumpang turun dan supir mengecek mesin dan busnya. Sebenarnya ketika melewati gunung rambutan selalu saja malam, saya tak ingat pasti, apakah sya sendiri atau keluarga yang pengen dan sempat bicara-bicara ingin melihat gunung rambutan. Namunselalu saja malam ajdi tidak taumana yang mana gunung rambutan. Nah bisa jadi jalannya tercapai melihat dan sampai di gunung rambutan dengan over heat busnya jadi bisa turun dan menginjakkan kaki disitu.

Busnya terdiri dari dua kursi berjejer dise belah kanan dan dua di sebelah kiri. Dipisahkan oleh jalan di tengahnya, kami menyebutnya gang. Karena dua jejer kursi yang bersebelahan, maka teman kita di sebelah dalam perjalanan bisa bermacam-macam orangnya yang ditemui. Pernah disebelah ibu2 dari Samarinda yang asik diajak bercerita. Beliau ke samarinda karena mengikuti suaminya tugas. Pernah juga satu jejer kursi dengan ibu-ibu yang mengalami langsung peristiwa lumpur dan sunami di Palu. Kata beliau saat itu sekaan-akan Allah menunjukkan bahwa tidak ada beda orang kaya dan miskin semua berkumpul di lapangan karena ingin meyelematkan diri. Pernah juga bersebelahan dengan mas yang bekerja di Pama, beliau naik bus ingin ke Pelaihari untuk mengunjungi menemui oang tuanya di sana. Pernah juga disamping dengan mas dari samarinda yang bekerja di Berau. Beliau ke Banjar karena ada nadzar ingin ziarah ke Martapura dan Banjarmasin. Hajat belia Kabul, anaknya lahir dengan lancar, istrinya lulus keterima di PNS. Pernah juga yang disebelah kakek yang pakai baju koko dan sarung. Beliau dari samarinda menuju pulang ke martapura. Beliau tinggal di martapura. Perrnah juga disamping pelajar/santri yang mau menuntut ilmu. Pernah juga disamping bapak-bapak  yang bercerita punya beberapa keluarga.   Pernah juga di sebelah ibu2 pendiam.

Apa saja yang dialami, dirasakan dalam perjalanan. Rasa dingin yang menggigil sering dirasakan ketika memasuki waktu lewat tengah malam. Saran saya pakai kaos kaki dan jaket agar badan tetap hangat. Selain waktau tengah malam, suhu di dalam bus relatif stabil.

Pengalaman menarik lainnya saat di dalam bus. Pernah mengikuti web binar zoom di bus dengan inspirator sukses Mulia Babe Jamil Azzaini. Dan berkat konsisten mengikuti zoom walau dalam perjalanan mendapat kesempatan dan berbagi ilmu yang berharga dari beliau. Seingat saya 3 kali mengikuti web binar atau zoom dalam bus. Tantangannya adalah ketika melewati daerah tertentu yang hilang sinyalnya. Saat kondisi kehilangan sinyal ini,  hanya bisa berharap sinyal segera muncul ada lagi dan ada rekaman web binar/zoomnya.

Balikpapan, Endar Prayudi.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTIKEL KUNANG-KUNANG MUNGKINKAH MEMELIHARA KUNANG-KUNANG?                 Orang yang baru mulai belajar mengenali kunang akan membuat catatan perbedaan antara kunang jantan dan betina dari spesies P. pyralis . Ukuran tubuh betina kadang-kadang lebih besar dari jantan. Jantan mempunyai lentera lebih besar dari betina. Jantan terbang mencari betina yang biasanya menempel di atas daun, ranting atau batang pohon. Betina memiliki lentera yang jauh lebih kecil dari jantan. Lentera betina akan berkedip jika melihat jantan. Selisih antara kedipan lentera jantan dan direspon oleh betina adalah sekitar 2 detik pada spesies ini. Informasi ini dapat digunakan untuk berburu kunang betina dengan menggunakan kedipan cahaya dari pen light untuk meniru pola kedipan cahaya dari jantan. Kemampuan berburu kunang betina dan menangkap betina kunang jenis P. pyralis menjadikannya ideal untuk mempelajarinya dan meneliti perkawinan, koleksi telur, pemeliharaan larva dan penyelidikan terkait lainnya

Page 69 Perjalanan ke Pontianak dan Pena Seribu Mata Pedang

Suatu hari akhir semester, setelah melewati masa ujian semester aku melakukan perjalanan mengelilingi kalimantan. Perjalanan darat lewat bus dan travel. Mulai Kota Banjarbaru, Gambut, Banjarmasin, Anjir Serapat, Memasuki Kalimantan Tengah, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, Jabirin, Tumbang Nusa, Palangka Raya, Pundu, Sampit, Simpang Babi, Pembuang, Nangabulik,   Panopa, Tanjung Waringin, Betenung,   Naga Tayap, Pangkalan Suka, Sandai,   Randau, Kalam, Balai Berkuak, Ketapang, Sanggau, Sungai Ambawang, Lintang Batang, Kubu Raya Dan diujung perjalanan Kota Pontianak. Aku melakukan perjalanan darat ingin melihat bermacam keadaan kehidupan orang-orang, melihat rupa-rupa bangunan yang bermacam-macam dan melihat hamparan keindahan dan kekuasaan Tuhan di permukaan Bumi, melihat kelok-kelok sungai Kalimantan yang terkenal panjang dan bercabang cabang,   melihat tinggi bukit, hamparan hutan dan hamparan rawa. Dalam perjalanan melintasi kota-kota, kabupaten-kabupaten dan provinsi, ada satu Hal yang