Suatu hari akhir semester, setelah melewati masa ujian semester aku melakukan perjalanan mengelilingi kalimantan. Perjalanan darat lewat bus dan travel. Mulai Kota Banjarbaru, Gambut, Banjarmasin, Anjir Serapat, Memasuki Kalimantan Tengah, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, Jabirin, Tumbang Nusa, Palangka Raya, Pundu, Sampit, Simpang Babi, Pembuang, Nangabulik, Panopa, Tanjung Waringin, Betenung, Naga Tayap, Pangkalan Suka, Sandai, Randau, Kalam, Balai Berkuak, Ketapang, Sanggau, Sungai Ambawang, Lintang Batang, Kubu Raya Dan diujung perjalanan Kota Pontianak. Aku melakukan perjalanan darat ingin melihat bermacam keadaan kehidupan orang-orang, melihat rupa-rupa bangunan yang bermacam-macam dan melihat hamparan keindahan dan kekuasaan Tuhan di permukaan Bumi, melihat kelok-kelok sungai Kalimantan yang terkenal panjang dan bercabang cabang, melihat tinggi bukit, hamparan hutan dan hamparan rawa. Dalam perjalanan melintasi kota-kota, kabupaten-kabupaten dan provinsi, ada satu Hal yang
K os tempat kami tinggal memiliki 21 kamar. Bentuk bangunannya seperti huruf U. Di bagian tengahnya ada tanah lapang bebas dari bangunan. Kos kami hampir selalu penuh terisi oleh lelaki, anak muda. Sebagian besarnya anak kuliahan, dan hanya bebrapa orang saja yang telah bekerja. Setiap sore, kegiatan yang hampir rutin aku dan anak-anak kos lakukan, bermain bola. Karena penghuninya banyak, dapat dibagi menjadi dua tim sepak bola. Kami bermain bola dengan seru, teriak sana teriak sini karena sangat semangat. Hanya adzan magrib yang jadi pertanda bahwa permaian pertandingan bola kami berakhir. Hingga tibalah disuatu sore, waktu yang menjadi jalur masuknya jalan cerah. Permainan bola berakhir lebih cepat hari itu. Salah satu senior kos memanggilku, Ilmi Ayoo ikut. Kemana? Aku bertanya. Ke masjid shalat magrib dan ada pengajian. Baik aku ikut Ka. Bergegas mandi, berganti baju dan naik di atas motor senior kos. Wuzzz… motor bebek senior kos melaju dengan kecepatan sedang, hingga samapaila