Suatu hari akhir semester, setelah melewati masa ujian semester aku melakukan perjalanan mengelilingi kalimantan. Perjalanan darat lewat bus dan travel. Mulai Kota Banjarbaru, Gambut, Banjarmasin, Anjir Serapat, Memasuki Kalimantan Tengah, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, Jabirin, Tumbang Nusa, Palangka Raya, Pundu, Sampit, Simpang Babi, Pembuang, Nangabulik, Panopa, Tanjung Waringin, Betenung, Naga Tayap, Pangkalan Suka, Sandai, Randau, Kalam, Balai Berkuak, Ketapang, Sanggau, Sungai Ambawang, Lintang Batang, Kubu Raya Dan diujung perjalanan Kota Pontianak.
Aku melakukan perjalanan darat ingin melihat bermacam keadaan kehidupan orang-orang, melihat rupa-rupa bangunan yang bermacam-macam dan melihat hamparan keindahan dan kekuasaan Tuhan di permukaan Bumi, melihat kelok-kelok sungai Kalimantan yang terkenal panjang dan bercabang cabang, melihat tinggi bukit, hamparan hutan dan hamparan rawa. Dalam perjalanan melintasi kota-kota, kabupaten-kabupaten dan provinsi, ada satu Hal yang Ajaib. Ada seseorang yang wajahnya terlihat selalu ada di dalam bus dan mobil travel selama perjalanan. Dia seorang lelaki berumur sekitar 40 tahun nan, menggunakan celana jens, baju kaos dan tas ransel. Tak lupa menggunakan selempang di lehernya. Rambutnya hitam, kulitnya putih, wajahnya memancarkan relung tenang, dan terkadang sering senyumnya berkembang ketika menatap keluar jendela ke arah hamparan kekuasaan Tuhan pada makhluknya.
Suatu ketika dimalam hari saat mobil travel beristirahat di warung makan, aku dan orang itu duduk satu meja berhadapan. Hai anak muda, sepertinya kamu melakukan perjalanan cukup jauh. Semenjak di Banjarbaru aku lihat kau selalu ada di dalam kendaraan yang kutumpangi, Iya Bang. Aku sedang melakukan perjalanan dari Banjarbaru ke Pontianak. Abang sepertinya juga melakukan perjalan jauh, karena abang selalu ada di dalam mobil mulai Aku pertama naik di Banjarbaru sampai di sini abangbterlihat selalu ada dalam kendaraan bersamaku. Iyalah Nak, Aku sedadng melakukan perjalanan melihat keindahan ciptaan Tuhan di Kota dan tempat-tempat ini. Sapa nama kamu Nak, Namaku Ilmi Bang, Muhammad Ilmi. Abang siapa namanya, Namaku Lai Kendo. Aku ini jauh nak datang dari Sumatera, berangkat ke Kalimantan ini sengaja untuk berjalan-jalan mencari inspirasi, mengambil kreatifitas, mendengarkan perkataan alam, menyerap getaran pepohonan.
Aku heran, masa kreatifitas bisa diambil dijalan dan memangnya apakah pohon bisa bergetar. Bukankah pohon hanya diam tegap tegar berdiri tanpa gerakan apapun, kecuali daunnya yang melambai-lambai karena tertiup angin.
Ketika sampai di Pontianak, kami berpisah. Dia menghilang di terminal Pontianak. Naik ojek entah menuju kemana. Aku pun bergerak naik ojek minta di antarkan ke penginapan yang dekat dengan sungai. Sekitar dua hari Aku menginap di tepi sungai itu. Mengistirahatkan tubuh setelah beberapa hari perjalanan darat yang tidak dekat. Dipenginapan ini, sambil membuka jendela yang mengarah berhadapan langsung ke sungai, aku teringat hamparan bermacam-macam bentuk di dalam perjalanan sampai ke Pontianak. Melihat pesawat yang sedang mendarat di lapaangan pesawat terbang di Bajarbaru, melihat Gambut dan pasarnya, melihat Banjarmasin dan masjid Sabilal Muhtadinnya, melihat jembatan barito, melhat anjir dan hamparan tanaman padi di kiri kanan jalan Anjir, melihat warung yang menjual beras anjir. Melihat kota Kapuas dan sungai kapuasnya, melihat besarang dengan bentuk candi khas bangunan seprti dibali di depan depan rumah, melewati hamparan tanaman karet, melihat hamparan rawa di Pulang Pisau yang airnya berwarna hitam. Melihat Tumbang Nusa yang di kanan dan kirinya rawa yang di tumbuhi rerumputan, melewati kota Palangkara Raya.
Ternyata begitu luas dunia yang telah diciptakan tuhan tidak hanya seluas 4 x 4 seperti luasnya kamar kos ku. Ditengah perenungan panjang ini, pikiranku berkata, apa yang sebenarnya kukejar di dunia ini, apa tujuanku diciptakan, dan apa yang bisa kulakukan untuk berkontribusi di dunia. Mengingat para tokoh yang memberikan kontribusi dalam hidupnya, dengan membuat dan menghasilkan suatu karya. Tengoklah BJ Habibie yang membangun keahlian pesawat sampai jadi ahli dan merintis dan membangun pembuatan pesawat di Indonesi, lihatlah sang penemu lampu listrik, tengoklah para pahlawan nasional, Soekarno, Jenderal Sudirman, Buya Hamka, KH Hasyim asyari, KH Ahmad Dahlan, Hasan Basri yang telah membangun dan menajdi pejuang untuk lahirnya bangsa Indonesia ini. Kontribusi mereka besar, yang manfaatnya dirasakan oleh orang lain. Lalu apa kontribusi dan karyaku yang bisa berguna bagi orang lain. Yang orang lain merasakan manfaatnya.
Tak terasa dua hari sudah aku menginap disini. Di kota Pontianak ini, kini tiba saatnya aku kembali lagi untuk pulang. Pagi pagi saat jam tangan menunjukkan pukul 09.00 aku cek out dari penginapan. Mencari ojek dan menuju terminal terdekat. Memesan sebuah tiket untuk menunggu kebrangkatan pertama menuju kota tercinta. Saat jadwal keberangkatan tiba. dan Bus sudah terbuka pintunya. Aku masuk dan duduk di kursi nomor 20 tepat di samping kaca. Sekitar empat menit kemudian duduklah seorang laki laki di sampingku. Setelah menoleh dan melihat wajahnya rupanya dia adalah orang yang kamaren selalu bersama satu bus dengan ku. Hai abang, Ajaib sekali hari ini, ada abang lagi disini. Abang mau kemana? aku mau ke Banjarbaru lagi nak. Thoot… thoot.. ttooot… bunyi klakson bis yang ditekan. Menandakan penumpang untuk segera Bersiap naik karena bus akan berangkat.
Buspun segera meluncur menuju luar kota Pontianak. Abang Lai Kendo banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya, masa-masa dia kecil, masa masa remaja dan masa dewasa sampai sekrang. Pengalaman dia melakukan perjalanan ke beberapa tempat di Indonesia yang pernah di datanginya. Aku mendengarkan dengan penuh perhatian.
Nak, kata abang itu kepadaku sambil melihat
ke dalam mataku. Aku ingin menyampaikan sesua hal penting kepadamu. Sebenarnya
dalam perjalanan ini aku telah berniat, jika selama di perjalanan aku menemukan
seseorang yang selalu bersamaku ketika dalam kendaraan antara satu kota ke kota
lainnya. antara dari banjarbaru ke Pontianak, Aku akan meberikan sesuau yang
penting kepdanya. Hah apakah sesuatunyang penting itu bang, aku setengah kaget
mendengarnya. Nak dulu aku saat seusiamu ketika sedang melakukan perjalanan di
rute ini pula kau bertemu dengan seseorang yang usianya sudah sekitar 60 an
tahun. Dan selama dalam perjalanan dan kendaran seseorang itu juga selalu
bersamaku. Saat perjalana pulang pun beiau juga kembali dalam satau kendaaraan
bus dan travel dan duduknya juga disamping seperti ini. Dia memberikan sebuah
pena kepadaku sambal mengatakan nak, ini ada sesuatu yang penting dan berharga
untukmu. Ini adalah pena yang aku beli dari toko di Pontianak. Ini pena biasa
namun aku akan memberitaumu sesuautu yang akan menajdikan pena ini luar biasa.
Nak asahlah ujung pena ini dengan seribu asahan setiap hari. asahlah dengan
meliuk liukkan ujung penanya seribu kali seperti mengasah pisau. Nak engkau
mengasahnya bukan menggunakan batu asah, namun gunakanlah kertas untuk
mengasahnya. Lakukanlah selama 6 kali purnama terus menerus sambung menyambung
setiap hari tanpa terputus sedikitpun. Jika engkau sehari saja tak mengasah
ujung pena ini, maka mulailah lagi dari purnama pertama samapai purnama ke
enam.
Nak jika kau mampu dan Kakek
percaya kau mampu melakukannya, maka kau akan menguasai jurus pena seribu mata
pedang. Jurus ini memberikan dampak lebih tajam dari sebilah pedang, lebih kuat
dari sebutir peluru. Jurus ini pada setiap goresannya langsung membaut orang terkena
dampaknya. Jika jurus ini digunakan oleh seseorang yang hatinya mulia maka tinta
dan goresannya dapat memberikan dampak positif bagi pembacanya, langsung
mengena di lubuk hati dan jantungnya yang terdalam. Dan dapat memberikan
perubahan di hidupnya. Jika dia sedih goresan jurus seribu mata pedang ini mampu menawarkan kesedihannya dan menggantinya
dengan kebahagiaan bahagia. Jika jurus
ini mengenai seseorangyang sedang putus asa maka tertebaslah putus as aitu dan
terbit seberkas harapan dana semangat di hatinya. Dan jurus ini sekali di
gunakan dapat memberikan dampak ke ribuan orang.
Namun, jurus ini tergantung hati orang
yang menguasainya. Jika hati yang menguasainya berperangai jahat, maka dampak
yang dihasilkan adalah lawan dari yang tadi.
Nak kakek itu menambahi pesannya. Jika kau kelak telah berhasil menguasai jurus ini, maka ketika nanti umurmu telah sampai 41 tahun, maka lakukanlah perjalan dengan ruti yang sama ini. Jika engkau menemui seseorang yang selalu ada dalam mobil bersamamu mulaid ari kota tempat berangkat samapi Pontianak kemudian saat kemabli dia ada juga bersamamu bahkan duduk disampingmu, maka lalkukanlah hal yang sama seperti yang aku berikan hari ini kepadamu. Oleh sebab itulah malam ini aku menceritakannya kepadamudan melakukan hal yang sama. Terimalah nak, dan laihlahnjuarus ini sampai kau menguasainya…
Balikpapan, 22 Mei 2023 (1.292 kata)
Rouhi Fidak , Airhati.com
Komentar
Posting Komentar