Langsung ke konten utama

Malam hari di Kampus Mahasiswa

Selesai mubes mahasiswa FMIPA UNLAM sidang pleno A, saat beranjak turun ke bawah dari lantai 3 gedung 5 FMIPA UNLAM aku terhenyak sebentar. Aku terdorong ingin menuju pinggir ujung dekat pagar gedung di Lantai 3. Aku berdiam sejenak disitu melepaskan pandanganku ke gedung-gedung kampus Unlam. Gedung kedokteran, ku terbayang gedung-gedung tersebut menghasilkan produk orang yang memiliki keahlian perbidang profesinya, ada kedokteran, farmasi, biologi, pertanian dan sebagainya. yang kesemuanya itu memiliki jurusan, kespesifikan, ilmu masing-masing. Setiap masa tertentu sejumlah orang-orang sarjana yang memiliki keahlian dihasilkan. Namun, aku masih saja terpikir apakah karya yang sudah dihasilkan dari orang-orang keluaran kampus ini. Seharusnya satu sarjana saja sudah dapat membawa perubahan peningkatan keadaan masyarakat, lingkungan, daerah dan Indonesia. yang saya dengar seperti kata bung Karno, berikan saya 100 orang tua maka saya bisa merubah Indonesia, namun berikanlah 5 orang pemuda maka akan saya merubah dunia. Hanya lima orang pemuda saja, apalagi pemuda sarjana yang memiliki ilmu dan pengetahuan maka selayaknya dapat merubah negara Indonesia yang besar namun masih miris ini.

Aku tak tau juga mengapa sepertinya keadaan negara ini terutama di daerah-daerahnya masih tetap seperti ini, kesehjahteraan masih terlihat biasa, dan banyak yang menengah ke bawah. Apa yang harus diperbaiki. Dimananya. Tadi malam, sampai pagi ini jam 2 Wita tadi kami masih membahas AD ART organisasi BEM dan BLM. Pembahasan sampai larut malam seperti ini, pulang jam 3 malam. Saya melihatnya sungguh begitu besar usaha dan perjuangan yang telah dilakukan pada MUBES ini. Pertanyaan saya adalah apa manfaat dari semua ini, apakah pengorbanan yang besar ini dapat menghasilkan dampak manfaat yang besar juga dikemudian hari ataukah keadaannya tetap seperti ini tidak berubah. aku sering bermimpi untuk bisa berkarya dan menjadi salah satu sejarah dalam perputaran kehidupan kampus ini. harapanku aku bisa menemukan atau menghasilkan suatu karya yang besar yang bermanfaat untuk masyarakat banyak orang. Aku sering berpikir, setiap satu orang mahasiswa saja menemukan atau menghasilkan suatu karya, maka kampus UNLAM ini akan menjadi kampus yang besar dan produktif penuh dengan hasil karya yang memperkaya ilmu pengetahuan indonesia dan dapat meningkatkan kesehjahteraan rakyat.

Aku berpikir juga apakah yang salah dalam alur kampusku. Mahasiswanya, dosennya atau sistemnya. Begitu banyak orang. Di jurusanku saja setiap angkatan rata-rata 30 orang. 30 orang ini coba bayangkan dapat berkarya dan menghasilkan suatu karya, kegiatan atau menghasilkan tenaga yang banyak juga besar untuk melakukan sedikit perubahan. Tapi rasanya sama saja dari hari ke hari tetap begitu seperti biasa tanpa ada perubahan peningkatan. Apakah perkiraanku ini salah. Kita masih beranjak diam ditempat karena tidak khusus, spesifik unutk mendalami suatu hal saja. Kita terlalu umum. Semua bidang ingian dikuasai walaupun kenyataannya hanya bagian permukaan tipis yang ada. Dalam hal yang lebih dalam, kita tak bisa, macet, buntu. Aku sering lupa pula tujuan utamaku ada di kampus ini. Tujuan tersebut sering kali kabur tak terlihat lagi. Mahasiswa adalh pemuda yang meneruskan nasib bangsa ini. Keadaan mahasiswa dan pemuda rajin, maka indonesiapun menjadi negara yang rajin. Pemudan dan mahasiswa malas, lembek, tak mau berkorban, mudah capek maka indonesia pun juga seperti itu. Tulisan ini adalah hanya sebuah ungkapan isi hati yang terenjak sesaat memikirkan keadaan kampus dan hasil keluarannya. sayapun mahasiswa. akan menghasilkan apa kau hari ini. Harapanku dapat menghasilkan karya, meskipun karya sederhana dulu. Dan peningkatan semoga terus terjadi pada mahasiswa, pemuda, dan aku kearah yang lebih baik.
Hujan diluar telah turun, dan mata serta tubuh ini meminta untuk beristirahat. inilah tulisan dari hatiku. Hati yang diberi anugrah oleh tuhan untuk bebas memilih dan memberikan reaksi tanggapan, respon dan sikap terhadap apapun yang terjadi dalam dirinya dan disekitanya. Tulisan tangan EYD (Endar Prayudi).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTIKEL KUNANG-KUNANG MUNGKINKAH MEMELIHARA KUNANG-KUNANG?                 Orang yang baru mulai belajar mengenali kunang akan membuat catatan perbedaan antara kunang jantan dan betina dari spesies P. pyralis . Ukuran tubuh betina kadang-kadang lebih besar dari jantan. Jantan mempunyai lentera lebih besar dari betina. Jantan terbang mencari betina yang biasanya menempel di atas daun, ranting atau batang pohon. Betina memiliki lentera yang jauh lebih kecil dari jantan. Lentera betina akan berkedip jika melihat jantan. Selisih antara kedipan lentera jantan dan direspon oleh betina adalah sekitar 2 detik pada spesies ini. Informasi ini dapat digunakan untuk berburu kunang betina dengan menggunakan kedipan cahaya dari pen light untuk meniru pola kedipan cahaya dari jantan. Kemampuan berburu kunang betina dan menangkap betina kunang jenis P. pyralis menjadikannya ideal untuk mempelajarinya dan meneliti perkawinan, koleksi telur, pemeliharaan larva dan penyelidikan terkait lainnya

PAGE 60 BUS PULAU INDAH JAYA BALIKPAPAN – BANJARMASIN, TEMAN SETIA BAGI PERANTAU DI KALIMANTAN TIMUR

Seorang perantau kerap merasakan perjalanan darat atau udara. Perjalanan dari tempat rantaunya menuju rumah tempat lahir atau tempat orang yang dicintai tinggal, perjalanan menemui keluarga karena ingin melepas rindu. Di tahun 2016 masuk bekerja diterima di Banjarmasin. Sekitar 3 bulan kemudian melaksanakan tugas merantau ke Balikpapan, kurang lebih dua bulan kemudian ditugaskan di Samarinda. Tahun 2020 dipanggil kembali   untuk bertugas di Balikpapan sampai sekarang. Sebagai perantau, perjalanan pulang dari Balikpapan ke Banjarmasin sering dilakukan. Perjalanan dari Balikpapan ke Banjarmasin dapat ditempuh lewat udara selama sekitar 55 menit penerbangan. Sedangkan lewat darat juga dapat ditempuh menggunakan Bus selama 12 jam s.d 15 jam. Saya dahulu sering pulang ke Banjarmasin menggunakan udara dan kembali ke Balikpapan lewat darat. Kini perubahan kondisi, saya lebih sering pulang ke Banjarmasin lewat darat dan kembali ke Balikpapan juga lewat darat. Dari Balikpapan ke Banjarmasin l

Page 69 Perjalanan ke Pontianak dan Pena Seribu Mata Pedang

Suatu hari akhir semester, setelah melewati masa ujian semester aku melakukan perjalanan mengelilingi kalimantan. Perjalanan darat lewat bus dan travel. Mulai Kota Banjarbaru, Gambut, Banjarmasin, Anjir Serapat, Memasuki Kalimantan Tengah, Kuala Kapuas, Pulang Pisau, Jabirin, Tumbang Nusa, Palangka Raya, Pundu, Sampit, Simpang Babi, Pembuang, Nangabulik,   Panopa, Tanjung Waringin, Betenung,   Naga Tayap, Pangkalan Suka, Sandai,   Randau, Kalam, Balai Berkuak, Ketapang, Sanggau, Sungai Ambawang, Lintang Batang, Kubu Raya Dan diujung perjalanan Kota Pontianak. Aku melakukan perjalanan darat ingin melihat bermacam keadaan kehidupan orang-orang, melihat rupa-rupa bangunan yang bermacam-macam dan melihat hamparan keindahan dan kekuasaan Tuhan di permukaan Bumi, melihat kelok-kelok sungai Kalimantan yang terkenal panjang dan bercabang cabang,   melihat tinggi bukit, hamparan hutan dan hamparan rawa. Dalam perjalanan melintasi kota-kota, kabupaten-kabupaten dan provinsi, ada satu Hal yang